15+ Rekomendasi Film Perang Jepang Terbaik
Kamu mau tahu apa saja Film Perang Jepang Terbaik yang menceritakan peperangan yang melibatkan negara Jepang?
Sebagai negara adidaya di Asia, Jepang memiliki kekuatan militer yang sangat kuat dan ditakuti.
Bahkan mereka cukup berani untuk menyerang negara superpower sekelas Uni Soviet dan Amerika Serikat.
Namun hegemoni Jepang berakhir ketika negeri itu dijatuhi dua bom atom.
Tidak hanya pada masa Perang Dunia II, Jepang banyak terlibat konflik baik konflik dalam negeri itu sendiri maupun dengan negara lain.
Dari konflik itu pula, banyak film-film yang mengadaptasi konflik yang terjadi sepanjang berdirinya negeri itu.
Yuk kita lihat-lihat 15 Film Perang Jepang Terbaik berikut ini.
15+ Rekomendasi Film Perang Jepang Terbaik
Jika sobat penasaran dengan Rekomendasi Film Perang Jepang Terbaik hingga saat ini, berikut tim Ponselsoak sudah merangkum dalam list dibawah ini.
1. Grave of the Fireflies (1988)
Film ini berlatar di kota Kobe pasca kota tersebut dihujani bom oleh angkatan udara Amerika Serikat.
Seita dan Setsuko, sepasang kakak beradik yang selamat dari peristiwa pemboman itu harus bertahan hidup di tengah reruntuhan kota.
Rumah mereka hancur, dan orangtua mereka tewas.
Karena tidak memiliki tempat berlindung, mereka mencari pertolongan kepada bibi mereka.
Sayangnya mereka tidak diterima oleh sang bibi sehingga mereka harus mencari tempat lain untuk tinggal.
Sampailah mereka pada sebuah terowongan. Di dalam terowongan itu mereka tinggal dengan memanfaatkan kunang-kunang sebagai pencahayaan.
Untuk makan, mereka memanfaatkan makanan yang tersisa di kota. Namun ketika persediaan mulai habis, mereka harus mencari cara untuk bertahan.
Perasaan yang timbul ketika menonton film animasi ini akan berbeda dengan ketika kamu menonton film animasi lain.
Artworknya dibuat sangat klasik, dan background latarnya pun dibuat statis sehingga kamu seakan menonton lukisan yang hidup.
Dalam segi cerita, kamu tidak akan bisa berkomentar banyak karena mulut kamu akan dibungkam ketika menonton film ini.
Kisah pilu dua kakak beradik yang bertahan hidup dalam suasana perang ini akan membuat hati kamu terkoyak-koyak.
2. City of Life and Death (2009)
Tak lama setelah perang Sino-Jepang II dimulai, tentara Jepang menyerbu ibukota China, Nanking (Nanjing).
Dalam hitungan hari tentara Jepang berhasil menguasai kota itu dan membantai sebagian besar penduduknya.
Bau amis darah menyebar ke seluruh penjuru kota, dan kota itu pun perlahan mati.
Di tengah reruntuhan kota, Lu Jianxiong (Liu Ye) dan beberapa tentara lain berusaha melakukan perlawanan pada tentara Jepang.
Awalnya mereka sukses menghabisi beberapa tentara Jepang, namun mereka akhirnya dikalahkan ketika bala bantuan tentara Jepang mulai berdatangan.
Sementarai itu, Mr. Tang (Fan Wei) dan Jiang Shuyun (Gao Yuanyuan) berusaha untuk membawa para pengungsi yang selamat pada John Rabe (John Paisley) seorang pengusaha Nazi Jerman.
Mereka mengira dengan status John sebagai sekutu Jepang, mereka akan aman dari kekejaman tentara Jepang.
Berbeda dengan film perang kebanyakan, film ini tidak memihak kubu manapun. Kamu akan melihat perspektif rakyat China dan tentara Jepang dalam satu film.
Saat kamu menonton film ini, kamu seakan melihat kejadian yang sebenarnya dengan gambar hitam putih yang semakin memperkuat suasana.
3. Hacksaw Ridge (2016)
Private Desmond Doss (Andrew Garfield) adalah seorang serdadu Amerika Serikat yang dikirim untuk bertempur di Okinawa.
Karena prinsip hidupnya yang tidak ingin melukai siapapun, Desmond sering dibully ketika ia berada di kamp pelatihan.
Saat pertempuran akan dimulai, Desmond menolak ketika ia diberikan senjata.
Maka dari itu, Desmond menjadi satu-satunya prajurit yang terjun ke medan pertempuran tanpa sepucuk senjata pun.
Meski tanpa senjata, Desmond membuktikan bahwa dirinya bisa berperan tanpa menembakan satu pun peluru.
Mel Gibson berhasil membawakan film yang menggambarkan setitik cahaya kemanusiaan di tengah kekejaman pertempuran.
Meski Hollywood dikenal dengan pemelintiran sejarah dalam produksinya, film ini sepertinya mulai menghilangkan stigma tersebut.
Secara keseluruhan, film ini sangat seru dan menyentuh.
Pertempurannya sangat epik, terutama ketika tentara Amerika dan Jepang bertarung pada jarak dekat.
Pesan utama film ini pun tersampaikan secara utuh dan berhasil mengetuk hati para penonton.
4. The Last Samurai (2003)
Kapten Nathan Algren (Tom Cruise) diajak ke Jepang untuk membantu melatih tentara kekaisaran Jepang.
Pada kala itu kekaisaran Jepang tengah dilanda konflik berdarah antara pemerintah kekaisaran dengan pemberontak Samurai.
Pada pertempuran pertamanya, Kapten Algren mengalami kekalahan dari pihak pemberontak dan ia pun ditawan dan dibawa ke sebuah desa Samurai.
Selama ditawan, Kapten Algren mempelajari kehidupan Samurai dari mulai kesehariannya hingga nilai-nilai yang diterapkan dalam masyarakat.
Kapten Algren dibimbing oleh seorang pemimpin Samurai bernama Katsumoto (Ken Watanabe).
Mereka berdua saling bercerita tentang budaya mereka masing-masing, dan mereka pun mulai bersahabat.
Ketika desa itu terancam oleh tentara kekaisaran, Kapten Algren memutuskan untuk menjadi Samurai.
Meski tidak mengacu pada cerita sejarah yang asli, film ini lebih memusatkan pada gambaran kebudayaan di Jepang pada era Meiji, dimana kehidupan modern dan tradisional beradu.
Kalau kamu menonton film ini, kamu akan mempelajari banyak hal tentang kebudayaan tradisional Jepang.
5. Letters from Iwo Jima (2006)
Film ini merupakan film pelengkap dari film Flags of Our Fathers.
Jika film pertama menggambarkan pertempuran Iwo Jima berdasarkan sudut pandang tentara Amerika, film ini justru menceritakan perjuangan tentara Jepang untuk mempertahankan pulau itu dengan sumber daya yang sangat terbatas.
Ketika negerinya diambang kehancuran, Jenderal Kuribayashi berusaha mempertahankan pulau itu meski ia tidak mampu lagi menerima bantuan baik dalam bentuk logistik maupun personil tentara tambahan dari markas pusat tentara kekaisaran Jepang.
Dengan taktiknya yang cerdik, Jenderal Kuribayashi membangun pertahanan untuk menahan gempuran pasukan Amerika yang lebih superior, baik dalam segi jumlah maupun persenjataan.
Film ini sarat dengan nilai-nilai sejarah yang dibawakan secara emosional. Suasana perang dibuat sangat kelam, namun tidak menggelar.
Daripada menampilkan adegan baku tembak, film ini lebih menunjukan sikap kepahlawanan sang Jendral dalam menyelesaikan konflik kepemimpinan dalam pasukannya.
6. Flags of Our Fathers (2006)
Sebuah pertempuran dahsyat terjadi di pulau Iwo Jima, sebuah pulau karang yang terletak di sebelah selatan Jepang.
Pertempuran itu dimenangkan oleh pasukan Amerika Serikat, dan mereka pun berhasil mengabadikan momen pengibaran bendera di atas bukit pulau itu.
Doc, Rene Gagnon, dan Ira Hayes, tiga serdadu yang mengibarkan bendera itu, menerima sambutan besar dari masyarakat
Amerika Serikat ketika mereka kembali dari pertempuran itu. Efek dari foto pengibaran itu mengundang kepercayaan publik pada militer Amerika Serikat.
Meski dipandang sebagai pahlawan, tiga serdadu itu justru merasakan sebaliknya.
Dengan memanfaatkan ketenaran mereka, para pejabat Amerika memanfaatkan tiga figur itu untuk mencari dukungan dana dari masyarakat agar Amerika Serikat bisa memenangkan perang.
Untuk membuat film sejarah yang berkualitas, tentunya harus dilakukan riset yang mendalam.
Dalam film ini, sang sutradara telah berhasil melakukan riset bersama tim penulisnya.
Hasilnya sugguh terlihat dari suguhan film dengan tuturan sejarah yang (hampir) akurat dan menarik untuk ditonton.
7. My Way (2011)
Masa pendudukan Jepang di Korea tidak selamanya berlangsung tragis. Film ini mengisahkan tentang seorang pelari maraton bernama Kim Jun-shik.
Pada masa kecilnya, ia berteman akrab dengan seorang anak perwira Jepang bernama Tatsuo. Sama sepertinya, Tatsuo juga sangat gemar berlari.
Keakraban mereka berubah menjadi permusuhan ketika ayah Kim dituduh atas rencana pembunuhan Tatsuo dengan menggunakan bom kado.
Sang kakek merebut kado itu dan mengorbakan dirinya demi menyelamat Tatsuo. Setelah kejadian itu, Kim dan keluarganya diusir dari kediaman keluarga Tatsuo.
Kim dan Tatsuo menjalani kehidupan yang berbeda. Kim menjadi seorang penarik becak sementara Tatsuo berkuliah di Jerman.
Pada suatu hari sebuah kompetisi maraton diadakan di kota. Meski olimpiade itu hanya diperuntukan untuk warga Jepang, Kim berhasil bergabung dalam olimpiade itu.
Dalam olimpiade itu, Kim bertemu dengan Tatsuo. Menjelang putaran terakhir itu, Kim dan Tatsuo berlomba secara sengit, namun akhirnya Kim menang.
Sayangnya Kim didiskualifikasi karena ia dianggap curang setelah ia menjatuhkan seorang peserta yang melaluka “diving“.
Tidak terima dengan keputusan juri, seluruh orang Korea pendukung Kim melakukan protes.
Tindakan mereka dihukum keras oleh tentara Jepang, sehingga mereka dipaksa bergabung dalam barisan tentara Jepang untuk melawan Soviet, termasuk Kim.
Film ini adalah film drama perang epik dengan twist yang sangat mengharukan. Dari sejak awal film, kamu akan dibuat benci pada tokoh Tatsuo.
Sikapnya yang arogan tentu tidak akan membuatmu menyukai tokoh ini, terlebih ketika ia membuat Kim dan orang Korea lain menderita.
Menjelang akhir film, kamu akan disajikan dengan kisah bromance yang tidak biasa, namun tetap akan membuat mata kamu berkaca-kaca.
Dengan pemeranan dua tokoh utama yang progresif, kamu akan merasakan hubungan emosional dari dua orang teman yang berlawanan.
8. The Battleship Island (2017)
Menjelang akhir Perang Dunia II, Korea masih diduki oleh tentara kekaisaran Jepang.
Di pulau Hashima, sebuah pulau yang terletak tidak jauh dari Nagasaki, 400 warga Korea dipaksa untuk bekerja dalam sebuah tambang yang berada di bawah pulau itu.
Baik pria maupun wanita, semua berada dalam penindasan perwira Jepang.
Kaum pria bekerja di dalam tambang, sementara para wanita dipekerjakan sebagai wanita penghibur atau pekerja rumah tangga.
Di tengah-tengah para pekerja itu, sebuah band musik pimpinan Lee Kang-ok didatangkan dari Korea.
Awalnya mereka menyangka bahwa mereka akan ditugaskan sebagai musisi, namun kenyataannya mereka juga ditempatkan di dalam tambang.
Harapan mulai muncul ketika Park Moo-Young, seorang pejuang kemerdekaan Korea datang dan menyamar sebagai pekerja demi membebaskan rakyat Korea yang dipaksa bekerja di sana.
Sekilas, film ini terinspirasi dari film Life is Beautiful karaa sutradara Roberto Beningni.
Meski begitu, film ini lebih banyak menyajikan drama yang asik dan adegan pertempuran yang epik.
Setiap tokohnya, bahkan tokoh yang paling tidak begitu penting pun sangat berperan dalam menuntun jalan cerita film ini.
9. The Admiral: Roaring Currents (2014)
Berlatar di Era Joseon, kekaisaran Jepang kembali melancarkan invasinya ke Korea melalui jalur laut Jepang.
Yi Sun-shin, seorang laksamana angkatan laut Korea yang sebelumnya dipenjara dan disiksa kini dipanggil kembali untuk membantu dinasti Joseon dalam menghalau serangan Jepang.
Dinasti Joseon telah mengalami banyak kekalahan pada pertempuran sebelumnya dengan Jepang, sehingga kapal perang yang mereka miliki tinggal bersisa 12 buah.
Laksamana Yi Sun-shin harus mencari cara bagaimana cara ia mengalahkan ratusan kapal Jepang dengan menggunakan 12 kapal saja.
Banyak film betema perang yang menerapkan konsep Art of War karya Sun Tzu, dan film ini merupakan salah satu yang terbaik.
Dengan penampilan pertempuran laut yang epik ditambah permainan karakter Yi Sun-shin yang kuat, film ini terlalu sayang untuk dilewatkan.
10. Pearl Harbour (2001)
Rafe McCawley dan Danny Walker adalah dua sahabat dekat dan mereka sudah saling mempercayai satu sama lain.
Ketika Rafe menjalani tes kesehatan untuk bergabung ke dalam angkatan udara, ia bertemu dengan seorang perawat bernama Evelyn, dan ia pun jatuh cinta padanya.
Rafe dan Evelyn sama-sama menyimpan perasaan pada saat mereka bertemu. Pada suatu malam Rafe berkencan dengan Evelyn di sebuah klub.
Tak lupa juga ia memperkenalkan Evelyn pada Danny. Pada malam itu juga Rafe memberitahu kabar bahwa ia dikirim ke Inggris untuk melawan Jerman.
Pada suatu hari, Evelyn mendengar kabar bahwa pesawat yang dikendara Rafe tertembak jatuh, dan ia dipastikan tewas.
Danny yang mendengar kabar serupa pun merasa terpukul.
Setelah mendengar kabar itu, Evelyn mulai dekat dengan Danny, dan mereka pun menjalin hubungan bersama.
Sebuah peristiwa yang mengejutkan terjadi ketika Rafe selamat dari pertempuran di Inggris, dan kembali untuk menemui Evelyn.
Namun hati Rafe hancur ketika ia mengetahui bahwa Danny dan Evelyn mulai berhubungan dan memiliki seorang anak.
Rafe yang tenggelam dalam amarah memergoki Danny dan Evelyn di sebuah bar.
Rafe dan Danny berkelahi di bar itu, hingga akhirnya mereka berbaikan kembali dan tertidur karena mabuk.
Keesokan harinya, tentara Jepang melakukan serangan mendadak, dan mereka berdua pun terjun ke pertempuran.
Secara garis besar, film ini terbagi menjadi dua bagian antara bagian penuh drama yang emosional dan film pertempuran epik ala Michael Bay.
Perpaduan antara drama klasik dan special effects yang mewah akan memanjakan mata dan hati kamu selama film ini berlangsung.
11. Ran (1985)
Berlatar di periode Muromachi, sebuah keluarga seorang shogun berada di ambang kehancuran setelah ia berencana membagi kekuasaannya kepada tiga putranya.
Si bungsu, Saburo, tidak menyetujui keputusan ayahnya sehingga ia diusir dari istana.
Dengan perginya si bungsu, sang ayah membagi kekuasaannya pada putra pertama dan keduanya.
Sayangnya, mereka berdua termakan keserakahan dan mereka pun berperang satu sama lain.
Sang ayah yang tidak mampu berbuat apa-apa harus mencari pertolongan pada putra bungsunya yang telah ia usir.
Kalau kamu menggemari film drama politik seperti Game of Thrones, kamu harus menonton film ini.
Kamu akan melihat banyak keburukan sifat manusia tergambar jelas dalam hampir setiap adegan, dan dibumbui dengan kisah yang tragis. Film ini sangat recommended!
12. Empire of the Sun (1987)
Jamie Graham (Christian Bale) adalah seorang anak dari keluarga berkebangsaan Inggris yang tinggal di sebuah pemukiman internasional di kota Shanghai.
Pasca serangan Jepang ke Pearl Harbor, Jepang mulai menduduki banyak wilayah di Asia Pasifik, termasuk kota Shanghai.
Ketika tentara Jepang mulai menyerbu kota itu, Jamie terpisah dari orangtuanya dan ia bertahan hidup di rumahnya sendirian.
Ketika seluruh pasokan makanannya habis, ia memberanikan diri untuk keluar dari rumahnya demi mencari makanan.
Di luar, ia bertemu dengan Basie dan Frank.
Basie dan Frank berniat untuk menculik Jamie dan menjualnya, namun Jamie menjanjikan imbalan jika mereka ikut bersamanya ke rumah.
Ketika di rumah, Jamie melihat tentara Jepang masuk ke rumahnya, dan mereka bertiga pun ditangkap.
Jamie, Basie dan Frank ditahan di dalam sebuah kamp konsentrasi Jepang bernama Longhua Civilian Assembly Center.
Di sana mereka bertahan hidup dari kerasnya perlakuan tentara Jepang yang memaksa mereka bekerja demi memenuhi kebutuhan perang Jepang.
Secara visual, film ini sukses menampilkan karya terbaik dari sutrada Steven Spielberg. Meski beberapa orang ada yang tidak mengerti jalan ceritanya.
Yang paling menyita perhatian adalah tokoh James yang diperankan oleh Christian Bale.
Ia sangat ahli memainkan peran yang menggoyangkan emosi penonton.
13. Sang Kiai (2010)
Setelah Belanda berhasil ditaklukan Jepang, Jepang menduduki wilayah Indonesia dengan tangan besi.
Tentara Jepang kerap melakukan kejahatan terhadap warga Indonesia dan memaksa mereka untuk melakukan penghormatan pada dewa matahari.
Sebagai tokoh pimpinan pesantren Tebu Ireng, KH. Hasyim Asy’ari (Ikranagara) menolak perintah yang diberikan oleh pemerintah Jepang karena perbuatan itu dianggap menyekutukan Allah.
Akibat penolakannya, Kiai Hasyim Asy’ari ditahan oleh pemerintah Jepang.
Suasana di pesantren Tebu Ireng berubah kacau pasca penangkapan Kiai Hasyim Asy’ari.
Para petinggi pesantren Tebu Ireng yang lain seperti KH. Wahid Hasyim dan Wahab Hasbullah berusaha meyakinkan Kempeitai untuk membebaskan Kiai Hasyim Asy’ari, namun mereka menolaknya.
Setelah serangkaian tragedi terjadi di pesantren itu, dua orang santri bernama Harun (Adipati Dolken) dan Abdi (Ernestan Samudra) merencakanan sesuatu untuk membebaskan guru mereka dengan caranya masing-masing.
Abdi memilih jalan damai sementara Harun memilih jalan kekerasan. Film ini cocok buat kamu penggemar film bertema perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Film ini menggambarkan bagaimana sebuah organisasi Islam terbesar di dunia terbentuk lewat perjuangan para guru dan santrinya.
Selain ilmu sejarah, kamu bisa menerima nilai moral dan keagamaan dari film ini.
14. Purple Sunset (2001)
Di Perang Dunia 2, Jepang menduduki wilayah Manchuria dan melakukan serangkaian kejahatan perang di sana.
Dalam sebuah peristiwa pembantaian yang hendak dilakukan oleh tentara Jepang, seorang pertani bernama Yang berhasil selamat setelah tentara Soviet datang menyerbu prosesi eksekusinya.
Yang yang menjadi satu-satunya korban selamat dibawa ke dalam kendaraan tempur milik Soviet.
Di sana ia ditolong oleh seorang petugas medis bernama Nadia dan seorang pengemudi bernama Shakov.
Sama seperti Yang, Nadia memiliki pengalaman buruk tentang perang yang terjadi di negaranya.
Di perjalanan, mereka salah mengambil jalur dan malah masuk ke wilayah Jepang.
Dengan hujan peluru yang menerpa mereka, Yang, Nadia dan Shakov berhasil kabur ke dalam hutan.
Mereka berjalan munyusuri hutan itu hingga pada akhirnya mereka sampai di sebuah jembatan.
Di seberang jembatan mereka tiba di sebuah pos penjagaan yang nampak kosong. Tiba-tiba saja seseorang melempar granat dari dalam pos itu.
Beruntung granat itu tidak meledak, Shakov langsung menembaki pos itu. Saat mereka masuk, mereka melihat dua orang siswi Jepang.
Karena takut diculik, salah seorang siswi itu bunuh diri dengan memakan pil beracun.
Siswi lainnya, Akiyoko, terlalu takut untuk bunuh diri sehingga ia ditawan untuk membawa Yang, Nadia dan Shakov keluar dari wilayah Jepang.
Film ini dibuat berdasarkan ide cerita yang sangat indah.
Kisah persahabatan dan cinta yang terjadi di antara tiga kubu yang berperang selama Perang Dunia Kedua menjadi cerita yang sangat menarik untuk ditonton.
Ditambah lagi film ini menyajikan shot pemandangan yang sangat memanjakan mata.
15. Windtalkers (2002)
Kopral Joe Sanders (Nicolas Cage) bersama satuannya memenangkan pertempuran melawan pasukan Kekaisaran Jepang di Kepulauan Solomon, 1943.
Berkat tindakan heroiknya Sanders mendapatkan penghargaan Purple Heart, namun ia harus membayarnya dengan sebelah pendengarannya.
Di tahun 1944, Sanders telah sembuh dari luka-lukanya, kecuali telinganya. Meski begitu, ia tetap lolos untuk bergabung kembali dengan satuan angkatan laut.
Berkat jasanya di pertempuran Kepulauan Solomon, Sanders diangkat menjadi sersan dan diberi tugas untuk mengawal dua orang code talker.
Ben Yahzee (Adam Beach) dan Charlie Whitehorse (Roger Willie) adalah code talker dari suku Navajo.
Mereka dimanfaatkan sebagai pemecah kode karena bahasa mereka yang asing bagi pasukan Jepang.
Tugas mereka sangat berisiko karena jika mereka tertangkap, kawan mereka harus dihabisi.
Ketika Sanders dan pasukannya menjalankan misi di Saipan untuk merebut pulau itu, Whitehorse tertangkap sehingga Sanders harus menghabisinya.
Yahzee melihat kejadian itu dan ia marah besar kapada Sanders. Ia lalu menyerang tentara Jepang dengan nekat, dan menyebabkan radionya rusak.
Sanders dan Yahzee harus kembali mendapatkan pengganti radio yang rusak.
Mereka harus rela dihujani peluru oleh tentara Jepang agar mereka dapat kembali terhubung dengan satuan lain, dan memenangkan pertempuran.
Ide cerita dari film Windtalkers sungguh menarik.
Mengambil tema dari sudut pandang seorang pemecah kode, film ini menghantarkan kamu ke sebuah kisah bromance dalam sebuah perang.
Meski ceritanya tidak begitu kuat tersampaikan, film ini sangat seru untuk ditonton.
Itu dia film-film yang mengisahkan peperangan yang melibatkan negeri matahari terbit itu.
Dari film-film itu kita tidak semata-mata melihat bahwa Jepang adalah bangsa penjajah dan penindas, melainkan sebuah negeri yang kuat yang mampu membuktikan dirinya di kancah dunia.
Dalam sebuah film perang, kamu tidak hanya akan melihat rentetetan adegan pertempuran yang menggelegar, tetapi ada pesan moral di balik semua film itu.
Ada baiknya jika kamu menonton film-film itu dengan pikiran yang terbuka, sehingga pesan yang disampaikan dapat kamu terima dengan baik.
Demikian Film Perang Jepang Terbaik yang kami rangkum dari tahun 2000 an, hingga 2018, 2019 namun belum kami update untuk tahun 2020.
Jika sobat suka dengan daftar rekomendasi film dari Ponsel Soak, jangan lupa untuk share link halaman ini ke teman kalian. Happy Watching!