Bagi investor saham, penting sekali untuk memahami cara perhitungan dalam analisis saham. Salah satunya adalah cara menghitung nilai intrinsik saham. Ini penting untuk dipahami karena akan berpengaruh pada efektivitas investasi.
Nilai intrinsik saham ini sebaiknya dihitung dan diketahui sebelum investor melakukan transaksi di aplikasi saham. Mari cari tahu seperti apa cara perhitungannya!
Pengertian Nilai Intrinsik
Sebelum membahas cara menghitung nilai intrinsik saham, mari pahami dulu pengertiannya. Nilai intrinsik saham merupakan nilai sesungguhnya dari sebuah saham. Bukan merupakan nilai saham maupun book value.
Also Read
Jika investor tahu bagaimana cara menghitung nilai intrinsik saham, maka akan jadi lebih mudah untuk menentukan apakah harga saham overprice atau tidak. Itulah mengapa nilai intrinsik ini benar-benar bisa jadi bahan pertimbangan sebelum melakukan pembelian.
Ingat, investor yang sukses pasti akan melakukan pertimbangan matang sebelum jual beli. Salah satu pertimbangannya adalah melalui penentuan nilai intrinsik ini. Jadi investor pemula wajib tahu agar bisa semakin mudah mendulang cuan dari investasi saham.
Cara Menghitung Nilai Intrinsik Saham
Ada 3 cara mudah yang bisa diterapkan untuk menghitung nilai intrinsik saham. Penggunaan rumusnya bisa disesuaikan dengan data yang diperoleh investor. Berikut 3 cara menghitung nilai intrinsik saham dengan mudah:
1. Menggunakan Model Pertumbuhan Dividen
Cara pertama adalah dengan memakai data pembagian dividen atau keuntungan dari perusahan. Jadi harus diketahui dulu berapa banyak dividen dalam satu periode. Rumus perhitungannya adalah.
A = [B1/(1+C)] + [B2/(1+C)] + dst
A: periode pembagian dividen
B: jumlah dividen
C: tingkat diskonto bernilai konstan
Contoh kasus:
Perusahaan A membagi dividen dari periode 1-5 dengan jumlah Rp20, Rp25, Rp30, Rp26, Rp30. Nilai diskonto bernilai konstan adalah 5%. Berikut cara menghitung nilai intrinsik saham berdasarkan data tersebut:
A = [20/(1+5%)] + [25/(1+5%)] + [30/(1+5%)] + [26/(1+5%)] + [30/(1+5%)]
A = 19,04 + 23,80 +28,57 + 24,76 + 28,57 = 124,74.
Jadi, nilai intrinsik saham tersebut adalah Rp124,74.
2. Memakai Metode Relatif
Cara menghitung nilai intrinsik saham berikutnya adalah dengan memakai metode relatif. Ini adalah metode paling mudah dan sederhana. Rumus yang digunakan adalah:
Nilai intrinsik saham: EPS x PER
EPS: laba per saham sesuai laporan tahunan
PER: Price Earning Ratio
Contoh kasus:
Perusahaan B menyebutkan estimasi laba untuk tiap lembar sahamnya adalah Rp215 di tahun depan. Kemudian PER diperkirakan sebanyak 10 kali.
Berikut adalah cara menghitung nilai intrinsik saham dengan metode relatif berdasarkan data tersebut.
Nilai intrinsik saham = 215 x 10 = 2150
Jadi nilai intrinsik saham tersebut adalah Rp 2.150.
3. Menggunakan Perhitungan Benjamin Graham
Berikutnya ada cara perhitungan Benjamin Graham. Rumus perhitungannya juga sederhana hanya saja melibatkan lebih banyak faktor. Berikut adalah rumus perhitungan yang digunakan.
V = EPS (8,5 + 2g)V: nilai intrinsik
EPS: laba per saham
8,5: angka pasis P/E
Contoh kasus:
Perusahaan C memiliki harga saham Rp 5.700 per lembar. Diketahui nilai EPS-nya adalah 448 dan perkiraan pertumbuhan 15%. Berikut adalah cara menghitung nilai intrinsik saham dengan perhitungan Benjamin Graham berdasarkan data tersebut.
V =558 [8,5 + (2 x 15%)] = 4910,4
Jadi didapatkan bahwa nilai intrinsik saham tersebut adalah Rp 4910,4.
Selain mempelajari perhitungan nilai intrinsik saham ini, investor juga perlu memahami perhitungan aspek-aspek lainnya. Misalnya seperti cara menghitung average down saham, return of investment (ROI), dan masih banyak lagi.
Seperti itulah cara menghitung nilai intrinsik saham yang bisa diaplikasikan oleh para investor. Nilai intrinsik ini akan menjadi acuan penting saat mempertimbangkan jual beli saham. Pastikan untuk menghitung dengan cermat agar investasi bisa berjalan lancar.